Kamis, 31 Desember 2009

Refleksi Akhir Tahun: Yang Lama dan Yang Baru

Tahun 2009 akan segera berlalu, dunia akan memasuki tahun 2010. Berbagai peristiwa terjadi di tahun 2009. Dari berbagai peristiwa itu sebenarnya kita bisa menangkap pikiran dan hati seperti apa yang dimiliki pelaku peristiwa tersebut. Sayangnya tidak semua orang mau hening sejenak melakukan refleksi dan kontemplasi. Keengganan untuk hening sejenak membuat orang jatuh pada kesalahan yang sama.

Peristiwa yang terjadi sepanjang tahun 2009 menunjukkan adanya kekuatan lama dan pro status quo yang masih malang melintang di ruang publik ditentang oleh kekuatan baru yang tidak seluruhnya memiliki arah yang jelas. Kekuatan lama yang anti demokrasi politik dan anti demokrasi ekonomi masih malang melintang di ruang publik tanpa punya rasa malu.

Padahal jabatan publik seharusnya membela kepentingan publik bukan kelompok atau individu. Adanya media baru seperti blog atau micro blog (seperti facebook) mulai dipakai warga negara, warga masyarakat atau aktivis untuk berkomunikasi dan saling mendukung untuk mengoreksi kesalahan atau penyelewengan pejabat publik. Kasus Prita dan Bibit-Chandra mendapat simpati dari para facebookers dan para facebookers ikut memberi pengaruh atas putusan yang adil dan benar.

Hidup di dunia yang transparan seharusnya membuat pejabat publik atau pun juga individu harus sering mawas diri agar sikap dan tindakannya tidak bertentangan pada kepentingan publik. Oleh karena itu segala sikap dan tindakan yang anti demokrasi politik dan anti demokrasi ekonomi termasuk cara-cara kotor atau penuh rekayasa sebaiknya ditinggalkan dan menjadi masa lalu yang tidak bolej muncul lagi.

Para aktivis juga perlu mawas diri agar aktivitasnya tidak bermuara pada perolehan kekuasaan saja. Para aktivis perlu juga memahami dan mempelajari gerakan civil society murni dengan paradigma baru yang benar-benar pro pada kesejahteraan publik tanpa ambisi memperoleh kekuasaan. Dalam buku saya Herucakra Society Jalan Ketiga Ekonomi Dunia, sudah saya jelaskan perlunya civil society baru yang ikut mengontrol langsung kekuatan anti demokrasi ekonomi dengan cara damai tanpa harus memperoleh kekuasaan politik. Meskipun demikian bukan berarti kita mentolerir pejabat publik duduk santai di menara gading menunggu bantuan civil society. Kita membutuhkan pejabat publik yang pro aktif mau bekerjasama dengan civil society mengontrol kekuatan anti demokrasi ekonomi bukan pejabat publik yang justru mengabdi pada kepentingan kelompok anti demokrasi ekonomi. Media baru jejaring sosial micro blogging bisa dijadikan sarana untuk berkomunikasi bagi komponen civil society.

Belum dibicarakannya teori ekonomi makro biososioekonomi secara luas menunjukkan masih adanya kekuatan anti demokrasi ekonomi yang malang melintang di ruang publik. Partisipasi semua pihak memang dibutuhkan sebagaimana sering saya tulis di blog ini bahwa perubahan besar ke arah yang lebih adil dan sejahtera akan segera terwujud bila masing-masing orang pada jabatan dan kapasitasnya masing menyesuaikan diri pada paradigma biososioekonomi dan tidak menentang biososioekonomi. Akan tetapi apabila tidak ada yang berpartisipasi, saya tidak berkecil hati karena Tuhan akan menunjukkan kuasa-Nya. Hukuman sudah disediakan seperti tertulis dalam Kitab Suci bahwa triple six yang akan mendapat hukuman Tuhan itu memang berkaitan dengan pewarisan kekayaan berlimpah. Pewarisan kekayaan berlimpah inilah yang ditentang teori ekonomi makro biososioekonomi. Paradigma ekonomi lama perlu mawas diri karena dalam paradigma lama memperbaiki satu segi berarti memperburuk segi lain. Memperbaiki semua segi secara serentak hanya ada pada pradigma biososioekonomi. Semoga semua pihak menyadari cacat bawaan paradigma ekonomi lama itu. Dan semoga kekuatan anti demokrasi ekonomi segera bertobat karena "esok" mungkin terlambat. Selamat Tahun Baru 2010!

Senin, 28 Desember 2009

Damai Sejahtera n Suka Cita utk Semua

Mengucapkan selamat Hari Raya Natal 25 Desember 2009 bagi yang merayakan. Semoga kehadiran dan kelahiran Yesus di hati kita membawa damai sejahtera dan suka cita bagi semua orang...karena Tuhan baik kepada semua orang.

Rabu, 23 Desember 2009

Tiga Gempa Pasca Satu Suro

Setelah 7 gempa bumi yang berdekatan dengan hari raya (baca artikel di blog ini yang berjudul: Gempa Italia Gempa ke-7 yang diposting Jumat 10 April 2009) kini terjadi 3 gempa bumi, berskala 6 SR ke atas, di 3 negara pasca 1 Suro 1943 Saka Jawa (18 Des2009). Pertama gempa Taiwan 19 Desember (sumber http://m.kompas.com/news/read/data/2009.12.20.12123677), kedua gempa Tanzania 20 Desember (sumber http://m.kompas.com/news/read/2009.12.20.12123677), dan ketiga gempa yang terjadi di Malawi negara tetangga Tanzania 19 menit kemudian (sumber http://m.kompas.com/news/read/data/2009.12.21.00072597).

Sebagaimana saya tulis dalam postingan 10 April 2009 di blog ini saya pribadi meyakini bahwa 7 gempa (atau 8 gempa kalau memasukkan gempa Padang 30 Sept 2009) yang terjadi berdekatan dengan hari raya semenjak saya menulis surat keprihatinan tertanggal 21 Nopember 2003 (tidak diposting di blog) merupakan tanda-tanda jaman atau peringatan Tuhan. Kitab Suci menyebutkan kelaparan dan gempa bumi merupakan peringatan Tuhan (bdk Matius 24:7 atau Lukas 21:11). Saat ini kelaparan mengancam 1 milyar penduduk bumi.

Demikian juga dengan 3 gempa pasca 1 Suro ini. Saya pribadi meyakinya sebagai peringatan dari Tuhan. Namun saya TIDAK berpendapat kiamat (besar) sudah dekat. Dalam surat keprihatinan tertanggal 21-11-2003, sebelum hari-hari dahsyat di berbagai tempat itu, saya telah menulis bahwa: kalau rencana Tuhan tidak berubah kiamat (besar) baru terjadi paling tidak 1.000 tahun lagi. Dalam postingan terdahulu (Jumat 18 Desember 2009) saya mengingatkan kembali akan sabda-Nya bahwa hari Tuhan akan menimpa semua penduduk bumi.

Meskipun saya pribadi berpendapat bahwa kiamat besar baru terjadi 1.000 tahun lagi, tetapi saya meyakini bahwa hari h yang dahsyat (yang datang tak terduga seperti pencuri) itu akan segera terjadi. Menurut pendapat saya pribadi, itu bukan kiamat besar tetapi peralihan jaman di mana umat manusia di bumi yang luput dari hari yang dahsyat itu akan memasuki jaman keemasan yaitu hidup dalam damai sejahtera, dalam terang Tuhan, masih diberi kesempatan bertobat dan melihat jalan ke surga.

Saya rasa Tuhan cukup bijaksana dengan memberikan peringatan melalui Alkitab dan tanda-tanda jaman. Tanpa memberi peringatan, beberapa teolog mungkin akan menuduh Tuhan kejam karena hari h yang dahsyat itu memang dahsyat atau teolog itu akan menjadi ateis karena tidak meraskan kehadiran Tuhan padahal Tuhan bersabda: Di mana ada mayat, di situ berkerumun burung nasar (Luk 17:37).

Persiapan penting menjelang hari h dahsyat adalah menentang triple six atau implementasi biososioekonomi seperti sering saya tulis di blog ini agar 1 milyar orang yang kelaparan menjadi sejahtera, krisis ekonomi teratasi, dan pemanasan global bisa dicegah. Semoga dimengerti.


"Coba Yahoo! Mail baru yang LEBIH CEPAT. Rasakan bedanya sekarang!
http://id.mail.yahoo.com"

Jumat, 18 Desember 2009

Ketika Penanggalan Jawa Bertemu dengan Penanggalan Masehi

Hari ini tepat tanggal 1 Suro 1943 Saka Jawa atau 18 Desember 2009 M. Lima puluh tujuh tahun lagi penanggalan Jawa akan memasuki milenium ketiga, memasuki angka tahun 2000. Lima puluh tujuh tahun lagi juga bertepatan dengan 99-100 tahun usia suatu generasi atau suatu angkatan yaitu angkatan saya (yang lahir 22 Maret 1967 di Merbau Mataram, Lampung Selatan)

Saya menjadi teringat Sabda Tuhan sebagaimana ditulis dalam Kitab Suci. Berikut ini saya kutipkan Firman Tuhan:

Perhatikanlah pohon ara atau pohon apa saja. Apabila kamu melihat pohon-pohon itu sudah bertunas, kamu tahu dengan sendirinya bahwa musim panas sudah dekat. Demikian juga, jika kamu melihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah, bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya terjadi. Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.

Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini. Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.

Demikianlah Firman Tuhan sebagaimana tertulis dalam Luk 21:29-36.

Suatu Firman yang mengesankan yang membuat saya tertunduk untuk merenung. Saya memang terlahir sebagai tunas Mataram di awal musim semi (menurut bumi belahan utara di mana Kitab Suci itu ditulis). Kemudian saya bertanya dalam hati.
Apakah demikian yang Engkau maksud dalam Firman-Mu di atas ya Tuhan? Apakah angkatan saya yang Engkau maksud? Hamba ini sekedar titik di bumi. Terjadilah sesuai kehendak dan sabda-Mu.

Sering Firman Tuhan jauh lebih dahsyat dan lebih indah dari tafsirannya. Segala kekuasaan dan kemulian hanya ada pada Tuhan.



Selasa, 15 Desember 2009

Sosialisme Cenderung Otoriter dan Lupa Daratan?

Sebagaimana saya tulis dalam postingan terdahulu: "Dharma Ksatria: Antara Satrio Piningit dan Ksatria Luhur" bahwa sangat mengerikan bila perjuangan mewujudkan keadilan sosial dan kesejahteraan publik hanya dilakukan oleh mereka aktivis politik dan sosial. Kejadian-kejadian di Amerika Latin baru-baru ini menunjukkan kebenaran apa yang saya tulis waktu itu.

Dalam Tajuk Rencana Kompas 24 Nopember 2009 dikatakan:
"Apa yang kini tengah diupayakan Presiden Nikaragua Daniel Ortega membuktikan bahwa kekuasaan itu memabukkan, membuat orang lupa daratan. Ortega berusaha mengikuti jejak beberapa presiden di kawasan Amerika Latin, yakni mempertahankan kekuasaan selama mungkin. Yang mengawali menggenggam kekuasaan selama mungkin adalah Presiden Venezuela Hugo Chavez.
Setelah 10 tahun berkuasa, Chavez, pemimpin berhaluan kiri yang kontroversial itu, Februari lalu memenangi referendum yang menghapus pembatasan jabatan presiden. Langkah Chavez diikuti rekannya Presiden Bolivia Evo Morales dan Presiden Equador Rafael Correa. Keduanya mereformasi konstitusi, menghapus pembatasan"

Kemudian pada beberapa alinea di bawahnya ditulis:
"Dulu rakyat berharap Ortega akan menggunakan kekuasaannya untuk rakyat, bukan untuk dirinya sendiri. Akan tetapi, kini, ia telah muncul menjadi caudillus_diktator dan orang kuat_baru seperti Somaza yang ingin tetap berkuasa untuk dirinya sendiri"

Apa yang ditulis dalam Tajuk Rencana Kompas itu berbeda dengan beberapa waktu sebelumnya ketika Morales terpilih menjadi Presiden Bolivia. Segala puja dan puji bertebaran di media massa baik untuk Morales, Chavez, atau pun neo sosialisme Amerika Latin. Saya termasuk yang menahan diri atau kikir(?) untuk ikut-ikutan memuji apa yang terjadi di Amerika Latin waktu itu.

Apa yang terjadi di Amerika Latin waktu itu itu sebenarnya tidak sejalan dengan apa yang saya cita-citakan atau saya impikan. Pertama, sosialisme Amerika Latin tidak menawarkan teori ekonomi makro baru sehingga cenderung kehilangan orientasi. Padahal suatu grand teori ekonomi makro baru tetap diperlukan sebagai pedoman. Kedua, cara-cara Amerika Latin cenderung berpusat atau bertumpu hanya pada kekuasaan negara dalam mewujudkan kesejahteraan publik/rakyat. Sebagaimana saya sampaikan dalam buku saya, Herucakra Society Jalan Ketiga Ekonomi Dunia, untuk mewujudkan kesejahteraan umum tidak boleh hanya bertumpu pada kekuasaan negara semata. Suatu pemerintahan yang pro rakyat memang diperlukan tetapi pemerintahan seperti itu harus bisa bekerja sama dengan civil society. Untuk mengontrol kekuatan anti demokrasi ekonomi perlu peran serta civil society secara langsung.

Sebagaimana saya tulis dalam buku saya dan juga di blog ini perwujudan demokrasi ekonomi atau implementasi teori ekonomi makro biososioekonomi secara damai dapat dilakukan dengan empat cara yaitu:
(1)kesadaran diri masing-masing individu
(2)tekanan institusi agama terhadap individu (umatnya masing-masing)
(3)norma atau etika sosial
(4)kontrol kekayaan oleh masyarakat konsumen (Herucakra Society Jalan Ketiga Ekonomi Dunia hlm73).

Dengan menimbang kejadian-kejadian di Amerika Latin akhir-akhir ini kita semua harus waspada. Menurut hemat saya, apa yang harus kita lakukan saat ini adalah:

Pertama, jangan mempercayakan begitu saja perwujudan keadilan sosial dan kesejahteraa publik kepada pemegang kekuasaan siapa pun orangnya. Siapa pun pemegang kekuasaannya perlu dikontrol.

Kedua, diperlukan peran serta semua pihak bukan hanya aktivis sosial dan aktivis politik. Pebisnis yang telah berubah dan berkomitmen menjalani dharma ksatria sebagaimana yang saya maksud dalam postingan terdahulu tetap diperlukan peran sertanya tanpa pebisnis itu sendiri memegang jabatan di pemerintahan.

Ketiga, mengarusutamakan gerakan sosial civil society yang tidak bertujuan mengambil alih kekuasaan semata tetapi mewujudkan kesejahteraan publik dan keadilan sosial siapa pun presidennya. Kalau diperlukan pergantian kekuasaan jangan dijadikan tujuan dan harus dilakukan secara damai dan konstitusional. Perubahan besar akan terjadi kalau masing-masing orang pada jabatan atau kapasitasnya masing-masing mau menyesuaiakan diri dan sejalan dengan teori ekonomi makro biososioekonomi.

Marilah kita menjadi negarawan yang baik dan marilah kita menjadi anggota masyarakat (civil society) yang baik.


Lebih Bersih, Lebih Baik, Lebih Cepat - Rasakan Yahoo! Mail baru yang Lebih Cepat hari ini! http://id.mail.yahoo.com

Sabtu, 12 Desember 2009

Suatu Langkah Civil Society Mengontrol Kekuatan Anti Demokrasi

Kita patut berterima kasih kepada semua pihak karena demonstrasi memperingati Hari Anti Korupsi Sedunia 9 Desember 2009 di Jakarta berlangsung aman. Di tengah hiruk-pikuk pemberitaan peringatan Hari Anti Korupsi tersebut serta tuntutan masyarakat agar kasus Century gate diselesaikan secara transparan, gerakan koin peduli Prita cukup sukses. Dukungan yang luas dari berbagai kalangan anggota masyarakat (civil society) yang rela menyumbang uang/koin juga menyumbang waktu untuk menghitung atau mengantar sumbangan patut diacungi jempol. Penghargaan perlu disampaikan pada para penggagas, pelaksana, dan penyumbang.

Dengan adanya media baru seperti facebook dan blog komponen civil society bisa saling berkomunikasi dan berinteraksi mengenai suatu kasus, seperti kasus Prita yang dituntut membayar ganti rugi pencemaran nama baik sebesar Rp 250 juta. Suatu langkah maju bagi civil society di Indonesia untuk mengawasi dan mengontrol jalannya penyelenggara negara juga mengontrol kekuatan anti demokrasi, baik politik atau ekonomi agar tidak mengganggu kepentingan publik.

Cara-cara damai mengontrol kekuatan anti demokrasi ekonomi dan politik ini perlu kita apresiasi dan kita LANJUTKAN!


___________________________________________________________________________
Nama baru untuk Anda!
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail.
Cepat sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

Kamis, 10 Desember 2009

Tidak Ada Kiamat di Dalam Film 2012

Popularitas film 2012 membuat saya penasaran untuk menontonnya. Popular memang belum tentu bagus. Tetapi tidak pula harus menjadi korban popularitas dengan ikut berdesakan antri. Saya menunggunya sampai tidak terlalu banyak yang nonton.

Tidak seperti yang diributkan beberapa orang mengenai kiamat. Ternyata dalam film itu tidak ada kiamat (besar) dan juga tidak bercerita tentang kiamat.

Kiamat (besar) itu artinya kehancuran total dan muncul "dunia" baru yang abadi. Sementara yang ada dalam film itu tidak ada dunia baru. Sebagian orang memang lolos dari bencana itu dengan cara sekuler dan hidup di bumi yang lama.

Film itu pun tidak bercerita tentang awal jaman keemasan yang saya pribadi meyakini akan diawali dengan hukuman atau bencana dahsyat. Film itu terlalu simple untuk berbicara awal jaman keemasan yang bagi banyak orang adalah sesuatu yang rumit.

Menurut hemat saya film itu adalah film fiksi tentang tahun 2012 dengan kerangka berfikir atau setting cerita kisah bahtera Nuh dalam Kitab Kejadian (kitab pertama Perjanjian Lama) yang simple. Saya tidak tahu apa alasan Roland Emmerich, sutradara film itu, menggunakan kerangka pikir kisah bahtera Nuh. Mungkin karena tidak memahami gambaran awal jaman keemasan seperti dijelaskan Injil dan Kitab Wahyu (kitab terakhir Perjanjian Baru) atau karena alasan komersial karena kisah bahtera Nuh itu selain simple (tak ada penjelasan mengenai triple six) juga dipercaya kalangan yang lebih luas sehingga pangsa pasarnya luas. Kisah bahtera Nuh itu memang simple. Dahulu Tuhan menyelamatkan manusia melalui bahtera Nuh itu. Tetapi menjadi tanda tanya kalau dibawa ke abad 21 Masehi ketika penduduk bumi mencapai milyaran orang. Apakah Tuhan akan menyelamatkan manusia dengan cara seperti film 2012 itu? Wah, nanti hanya yang mampu membeli tiket yang selamat. Rasanya Tuhan tidak akan melakukan penyelamatan dengan cara seperti itu.

Sebagai sebuah peringatan film itu juga tidak memadai. Terlalu simple, tidak memberi penjelasan mengenai triple six. Film itu hanya bernilai sebagai hiburan dengan teknik grafis komputer yang bagus.

Jumat, 04 Desember 2009

Tidak Menyesal

Tanggal 28 November saya menghadiri reuni FTP (Fakultas Teknologi Pertanian) UGM angkatan 85, 86, dan 87 di Auditorium FTP UGM Yogyakarta. Hampir 20 tahun tidak pernah ketemu. Kami telah menyebar ke berbagai kota dengan berbagai profesi dan dengan berbagai kesuksesannya masing-masing. Dua orang teman datang dari Singapura. Mereka bekerja di dua perusahaan esence yang saling berkompetisi.

Saya tidak pernah menyesal mengambil jurusan itu meskipun apa yang saya tekuni saat ini berbeda dengan apa yang saya pelajari di bangku kuliah dulu.

Saya mujur mengambil jurusan eksakta di saat orde baru berkuasa. Saya menikmati kebebasan akademik sepenuhnya tanpa represi. Kontrol ketat dan represi sering dialami mereka yang mengambil jurusan non eksakta.

Dengan kebebasan itu otak saya terasah. Keberanian menciptakan prosedur analisa sendiri dalam skripsi termasuk kebebasan akademik yang saya nikmati. Dan saya mendapat nilai A untuk skripsi saya. Mahasiswa S1 yang berani menciptakan prosedur analisa sendiri termasuk sosok langka.

Dosen pembimbing skripsi menekankan pentingnya akal sehat atau logika.
Data setinggi langit tetapi kalau logikanya kacau, maka hasilnya juga kacau. Prinsip ini masih relevan dalam hidup saya saat ini.

Maka saya tidak pernah menyesal. Dengan latar belakang seperti itulah teori ekonomi makro biososioekonomi dirumuskan. Kebebasan akademik dan akal sehat.