Rabu, 14 November 2012

Biososioekonomi dan Era Baru Usaha Perbankan

Pada kuartal III 2012, meski kredit hanya tumbuh 14% dan pendapatan bunga cuma naik 8%, tapi laba operasional Bank CIMB Niaga tumbuh menjadi 33,5%. Demikian berita yang saya baca dari harian Kontan Sabtu tanggal 3 November 2012 halaman 11.
Menurut berita itu, melonjaknya laba operasional terjadi karena CIMB Niaga mengembangkan bisnis payment bank.

Payment bank merupakan salah satu sumber pendapatan berbasis komisi (fee based income). Pada umumnya bank memperoleh income dari bunga kredit yang disalurkannya. Oleh karena itu usaha perbankan rentan terhadap pelemahan pertumbuhan PDB. Ketika kredit investasi dan kredit usaha mengalami kejenuhan berbagai upaya dilakukan oleh bank untuk meningkatkan pendapatan bunga dengan menggenjot kredit konsumsi, usaha kartu kredit, dan kredit tanpa agunan demi menyiasati pelemahan pertumbuhan PDB dan membludaknya dana pihak ketiga di perbankan.

Adanya income berbasis bukan bunga tetapi komisi bukan sesuatu yang mustahil. Selain dari usaha yang sudah dikenal seperti disebutkan dalam berita di atas, di masa mendatang income berbasis komisi bisa berasal dari diterapkannya teori ekonomi makro baru, biososioekonomi. Kekayaan daur ulang perlu didistribusikan, selain didistribusikan sebagai beasiswa juga didistribusikan sebagai bunga tabungan/deposito bagi individu penabung kecil. Karena jasanya itu perbankan bisa memperoleh fee. Tentu saja bank yang dipilih untuk mendistribusikan kekayaan daur ulang ini haruslah bank yang pemegang sahamnya bebas triple six (kekayaan besar dari warisan), paling tidak kandungan triple six-nya minimal. Kalau pengetrapan teori ekonomi makro biososioekonomi sudah sangat meluas dan mendalam, tentu dana daur ulang yang didistribusikan perbankan sangat besar sehingga bisa menjadi sumber income berbasis komisi yang layak diperhitungkan.

Income berbasis komisi sangat diperlukan oleh perbankan untuk bisa survive mengingat tidak selamanya pertumbuhan PDB besar. Secara empiris sudah terbukti bahwa pertumbuhan PDB negara-negara maju (developed countries) lebih kecil rendah dari pada negara-negara yang sedang membangun (developing countries). Suatu saat memang pertumbuhan PDB akan jenuh, melambat dan kecil mendekati nol. Menurut teori ekonomi makro biososioekonomi kalau pertumbuhan penduduk nol persen, pertumbuhan PDB tidak diperlukan. Dalam kondisi pertumbuhan PDB mendekati nol persen itu income berbasis komisi sangat membantu usaha perbankan untuk survive.

Di masa mendatang porsi income berbasis komisi yang diperoleh perbankan akan meningkat terutama bila teori ekonomi makro biososioekonomi sudah diterapkan secara meluas dan mendalam. Itulah era baru usaha perbankan.

Artikel Terkait
Dampak Biososioekonomi pada Sektor Moneter Perbankan http://www.satriopiningitasli.com/2009/04/dampak-biosoioekonomi-pada-sektor.html?m=1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar