Kamis, 30 Juni 2011

Tetap Waspada dan Berjaga-jaga

Dalam menghadapi jaman edan kita harus tetap eling lan waspodo atau berjaga-jaga dan waspada.
Kita tidak tahu dengan pasti isi pikiran dan hati orang termasuk pejabat pemerintah apakah mereka bekerja untuk negara dan kepentingan dan kesejahteraan publik atau untuk kepentingan diri dan kelompok. Kita hanya menduga-duga seraya tetap waspada dan berjaga-jaga.

Benar tidaknya peringatan yang saya samapaikan dalam tulisan di blog ini khususnya yang berlabel spiritual silakan dinilai sendiri. Saya berharap menilainya dalam keheningan dan kejujuran agar kebenaran bisa Anda temukan.

Berikut ini saya lampirkan link terkait agar tulisan-tulisan saya terdahulu mudah ditemukan.

Tak Terhitung Lagi, Gempa-gempa "Istimewa"

Menanti Ratu Adil atau Menanti Pertobatan?

Berubah Pada Kapsitas dan Jabatannya Masing-masing

Mengerikan Kalau Harus Minta Bukti (Perihal Tsunami Solomon, Gempa California, dan Puting Beliung yang Merobohkan Ribuan Pohon Jati)

Refleksi Akhir Tahun: Yang Lama dan Yang Baru

Menjaga dan Berjaga-jaga Selama 5 Tahun Ke Depan

Ateisme Akan Kena Batunya?

Perspektif Spiritual Pilpres 2009

Peringatan dan Pesan untuk Orang Jawa: Terhindar Kutukan, Memasuki Jaman Keemasan

Sudah) Bekerja Tanpa Secuil Kekuasaan

Kamis, 23 Juni 2011

Moral, Keteladanan, dan Media

Kondisi bangsa yang karut-marut memang membuat kita semua prihatin. Mulai dari kasus gagalnya pemerintah melindungi WNI di Arab Saudi sampai kemerosotan moral penyelenggara negara dan sebagian anggota masyarakat yang mencuat ke permukaan sebagaimana dikemukakan oleh media massa. Kejujuran dan kerja keras dalam berproses tidak menjadi jalan yang harus ditempuh. Pragmatisme dengan mengutamakan hasil, citra, dan kenikmatan diri serta kelompok justru menjadi jalan yang sering dilalui. Dalam kondisi seperti ini kita semua harus sadar untuk memperbaiki diri, termasuk media massa juga perlu memperbaiki diri.

Mengapa media massa perlu memperbaiki diri? Suka atau tidak, media massa konvensional (cetak dan tv) masih besar pengaruhnya di masyarakat meskipun media semacam itu juga memiliki cacat bawaan yang sangat mengganggu. Media cetak (apapun merknya) adalah media yang sangat tidak interaktif dengan ruang terbatas yang mudah terjerumus kepada sikap otoriter, sementara tv sering menjadi corong kepentingan tertentu yang bukan kepentingan publik dan bukan menyangkut hajat hidup orang banyak. Kedua macam media itu sama-sama memiliki cacat bawaan dengan prinsipnya "bad news is good news" Dengan prinsip semacam itu orang yang sebelumnya adalah orang baik bisa ikut-ikutan menjadi tidak baik karena mengira semua orang atau kebanyakan orang telah menjadi tidak baik atau menggunakan jalan yang tidak baik. Padahal orang baik dan jujur juga masih ada tetapi karena tidak diberitakan maka publik tidak tahu.

Ada suatu kelompok atau komunitas yang dikelola atau dipimpin seorang manager, dimana manager itu bertanggung jawab untuk pencapaian hasil kerja keseluruhan dengan cara menjaga semangat kerja dan mengelola informasi yang beredar. Manager yang terampil dan baik dalam kelompok seperti itu tahu bahwa informasi bisa mempengaruhi kejiwaan kelompoknya dan ujung-ujungnya mempengaruhi semangat kerja orang-orang anggota kelompok itu. Kelompok atau team kerja semacam itu banyak dijumpai pada perusahaan yang menggunakan metode direct selling dalam bisnisnya. Pemasaran polis asuransi jiwa, property, ensiklopedi dan beberapa product lain biasanya menggunakan cara seperti itu dalam bisnisnya Tidak mudahnya menjual dengan cara direct selling menyebabkan perusahaan membuat suatu pelatihan bagi sales force-nya namun juga diperlukan manager atau leader yang baik untuk menunjang keberhasilan team maupun anggotanya. Salah satu "virus" yang mengancam kelangsungan prestasi team dan anggotanya adalah "virus kegagalan." Kalau ada anggota team gagal menjual kemudian banyak ngoceh mengenai kegagalannya, secaara kejiwaan, bisa mempengaruhi anggota team yang lain sehingga secara team bisa gagal mencapai target atau bahkan gagal total. Untuk mencegah kegagalan team, manager atau leader yang baik akan selalu menampilkan anggotanya yang berhasil membukukan penjualan. Anggota team yang berhasil, ditampilkan dalam rapat untuk men-share-kan pengalaman keberhasilannya dengan lika-likunya termasuk kiatnya. Dengan cara seperti itu anggota team yang lain bisa belajar dan memperbaiki diri. Sikap mau belajar dan memperbaiki diri dituntut bagi anggota team yang belum berhasil. Sementara dengan menampilkan keberhasilan anggota team, manager team menunjukkan kepada anggota lain, dalam situasi seperti ini toh ada yang sukses, kalau ada anggota yang belum berhasil tentu anggota itu harus memperbaiki diri jangan menyalahkan situasi atau orang lain. Dengan menampilkan keberhasilan anggotanya manager itu juga berarti menjaga semangat team dan mencegah "virus kegagalan" menjangkiti semua anggota teamnya.

Di dalam masyarakat umum pun ada semacam "virus kegagalan" yaitu "virus korupsi" atau "virus keburukan" yang lain yang menyebar melalui media massa. Dengan prinsip "bad news is good news," "virus" itu menyebar. Bintang mesum, koruptor, politisi kutu loncat, atau pelaku terorisme lebih terkenal dari pejuang kepentingan publik yang menyangkut hajat hidup orang banyak, ini akan mempengurhi mental anggota masyarakat dan mengira semua orang atau kebanyakan orang telah menjadi buruk. Bahkan mungkin ada orang yang justru menjadi buruk atau menggunakan cara-cara buruk seperti itu supaya terkenal. Di dalam komunitas direct sales "virus kegagalan" mudah dicegah penyebarannya karena ada manager yang baik dan terampil namun di dalam masyarakat umum tidak mudah mencegah penyebarannya karena pemberitaan media massa konvensional. Salah satu penyebab gagalnya reformasi adalah karena media massa konvensional tidak pernah mereformasi dirinya sendiri, pers menjadi bebas tetapi tak pernah merformasi diri dari prinsipnya "bad news is good news"

Kita prihatin dengan kurangnya keteladanan dan moral penyelenggara negara. Memang kita perlu diingatkan akan adanya realitas seperti itu, tetapi terlalu banyak menampilkan bad news seperti itu juga kurang baik. Moral dan keteladanan masih ada dalam masyarakat, hanya karena tidak ditampilkan oleh media konvensional seolah-olah tidak ada. Di dalam team direct sales, yang ditampilkan adalah yang berhasil membukukan transaksi. Anggota team yang gagal tidak ditampilkan apa pun back groundnya. Demikian juga seharusnya moral yang baik dan keteladanan bisa diambil dari anggota masyarakat untuk ditampilkan tanpa berhenti mengkritik dan menuntut penyelenggara negara memperbaiki diri.

Kalau media konvesional (cetak dan tv) tidak mereformasi diri, kita bisa mereformasinya melalui posisi dan kapasitas kita masing-masing. Media alternatif tidak selalu berprinsip "bad news is good news." Kita bisa menemukan keteladanan dan moral dari teman-teman kita di situs jejaring sosial, opini di blog, atau inspirasi dan informasi dari search engine (google, dll). Mungkin sedikit repot karena kita harus menyeleksi kredibilitas pemberi informasi, tetapi kerepotan itu perlu daripada kita menelan mentah media konvensional yang tidak reformatif. Paling tidak kita mendemokrasikan konsumsi media kita agar tidak dimonopoli media konvensional.

Marilah kita memperbaiki diri, marilah kita menjadi anggota masyarakat yang baik dan negarawan yang baik.

Selasa, 14 Juni 2011

Tak Terhitung Lagi, Gempa-gempa "Istimewa"

Mungkin karena banyaknya atau karena kesibukan lain, dalam beberapa bulan terakhir ini saya tidak bisa mengingat lagi dan tidak menghitung lagi gempa"istimewa" (gempa yang berdekatan dengan hari raya)yang terjadi. Namun karena saya memakai aplikasi gempadroid di handset saya, banyaknya gempa berskala 6 SR ke atas itu masih tercatat di handset saya dan dengan mudah bisa dihitung. Dalam 2 bulan terkahir tercatat ada 4 gempa "istimewa" yang terjadi. Satu gempa terjadi baru-baru ini adalah gempa berkekuatan 6,9 SR di 178km Tenggara Tahuna Sulut tanggal 13 Juni pukul 21:31 WIB satu hari setelah Hari Raya Pentakosta.

Berikut ini adalah keempat gempa "istimewa" selama dua bulan terakhir:
(1)Gempa Kendari, 25 April 2011, berksala 6,0 SR terjadi 1 hari setelah Minggu Palma
(2)Gempa Cilacap, 26 April 2011, berskala 6,3 SR
(3)Gempa Blitar, 17 Mei 2011, beskala 6,1 SR terjadi bertepatan dengan Waisak
(4)Gempa Tahuna Sulut, 13 Mei 2011, berskala 6,9 SR terjadi 1 hari setelah Pentakosta

Keempat gempa itu tidak termasuk gempa yang tidak tercatat di aplikasi gempadroid yaitu gempa yang terjadi di kota Christchurch Selandia Baru berskala 6 SR yang terjadi tanggal 13 Juni 2011. Juga tidak termasuk gempa-gempa yang terjadi lebih dari 2 hari sebelum hari Raya Kenaikan Tuhan Yesus Kristus 2 Juni 2011. Pada tanggal 29 Mei 2011 tercatat 2 gempa yaitu gempa berskala 6,0 SR yang terjadi di 222 km Timur Laut Melonguane SULUT, dan gempa berskala 6,3 SR yang terjadi di 119 km Barat Daya Krui Lampung. Sementara tanggal 30 Mei sendiri tercatat sebuah gempa 6,3 SR di 409 km Barat Daya Bintuhan Bengkulu. Juga tidak termasuk gempa yang terjadi 29 April 2011 (5 Hari setelah Hari Raya Paskah)di 63 km Barat Daya Meulaboh NAD yang berskala 6,0 SR.

Mengenai gempa sendiri ada perikop di Kitab Injil.

Bagi saya pribadi peristiwa seperti ini adalah peringatan. Menurut pendapat saya pribadi Yesus Kristus menentang triple six demikian juga saya dan biososioekonomi menentang triple six, dan triple six itu berkaitan dengan pewarisan kekayaan berlimpah dan ( atau ) kekuasaan berlimpah. Perlu saja diingat bahwa tidak sedikit orang-orang yang mau menenggalamkan biososioekonomi. Semoga orang-orang seperti itu segera bertobat.

Artikel Terkait:
Pemerintahan Tuhan vs Perusak Bumi
Kelahiran Adalah Hutang Yang Harus Dibayar dengan Kematian
Tiga Gempa Pasca Satu Suro
Tanda-tanda Itu Begitu Nyata....(Meningkat Hampir Dua Kali Lipat dalam Setahun)
Gempa Italia Gempa ke-7

Selasa, 07 Juni 2011

Sejauh Mana Memperbaiki Diri

Tahun 2011 sudah berjalan lima bulan. Kita memasuki pertengahan tahun 2011 dengan aneka suka dukanya. Di pertengahan tahun ini, tidak ada jeleknya kita mengevaluasi diri kita masing-masing sejauh mana kita memperbaiki diri sendiri.

Pada awal tahun 2011 melalui blog ini saya menyampaikan tulisan agar kita menyambut jaman baru dengan sama-sama belajar. Dunia baru yang adil sejahtera dan damai menuntut kita meninggalkan paradigma ekonomi lama yang tidak pro rakyat/publik dan tidak pro keseimbangan ekologis.

Dalam keheningan kita memeriksa diri kita masing-masing untuk memperbaiki diri dan mengoreksi diri kita masing-masing dan untuk sama-sama belajar agar lebih baik dalam berpartisipasi mewujudkan dunia baru yang lebih adil, sejahtera dan damai.

Semoga Tuhan memberkati usaha kita. Semoga Tuhan menyempurnakan upaya kita yang harus tetap setia di jalan damai dan konstitusional.