Rabu, 28 April 2010

Nyawa Wartawannya Diambil, Fasilitas Produksinya Dihancurkan


Selain tidak gentar menghadapi yang terbesar, seperti saya tulis dalam postingan seminggu lalu, biososioekonomi juga tidak gentar menghadapi media massa atau tergantung pada media massa. Implementasi biososioekonomi memang memerlukan partisipasi semua orang, tetapi tidak tergantung pada orang atau pejabat pada institusi tertentu.

Kekuasaan Tuhan yang dipakai-Nya untuk mewujudkan kesejahteraan umum jauh melebihi kuasa apa pun, termasuk kuasa media massa. Pengalaman saya dalam memperjuangkan biososioekonomi menunjukkan hal itu. Dalam surat keprihatinan saya tanggal 21 Nopember 2003 ketika saya kelelahan tidak menemukan media yang mau mempublikasikan pemikiran saya, saya menulis: akan diapakan garam yang sudah tidak asin lagi? Dan saya merasa jawaban Tuhan satu tahun tiga puluh lima hari kemudian adalah: "dicuci dengan gelombang tsunami." Seperti kita ketahui lewat media massa tanggal 26 Desember 2004 terjadi tsunami, beberapa korban di antaranya adalah wartawan media cetak.

Berbagai peristiwa yang terjadi kemudian seperti ambruknya menara TV yang sedang dibangun, meninggalnya mantan wartawan aktivis partai politik karena kejatuhan pohon atau tenggelamnya wartawan lain ke dalam laut mengingatkan saya pada suatu perikop (ayat) dalam Alkitab yang bunyinya:..."Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang dianggap ada padanya" (Luk 8:18). Ayat 16-18 ini berisi perumpamaan tentang pelita. Tidak ada orang menyalakan pelita untuk meletakkannya di bawah kolong tempat tidur atau disembunyikan. Demikian juga dengan biososioekonomi, hadir untuk memberi penerangan megenenai jalan kesejahteraan umum yang seimbang-harmoni dengan alam dan lingkungan hidup. Tetapi siapa yang tidak mempunyai apa pun yang ada padanya akan diambil, nyawa wartawannya atau fasilitas produksinya.

Mengenai kata-kata dalam ayat 18 itu tidak hanya digunakan Yesus Kristus menyampaikan perumpamaan tentang pelita tetapi juga tentang rahasia Kerajaan Sorga (Matius 13:12) dan ketika menyampaikan perumpamaan tentang talenta (Matius 25:29). Di dalam tiga kesempatan itu seolah-olah ada kata yang sengaja dipotong atau disembunyikan yaitu di belakang kata "mempunyai." Mempunyai apa? Dari pengalaman rohani saya baru saya tahu bahwa mempunyai yang dimaksud adalah mempunyai komitment untuk mengembalikan talenta yang sudah kita kembangkan kepada Tuhan bukan mewariskannya kepada anak keturunan kita. Ini juga berarti komitmen menentang triple six dalam diri kita atau keluarga kita. Dan ketika saya memegang komitmen itu dengan sungguh-sungguh maka kepada saya diberi "kelimpahan" yaitu diurapi menjadi raja (memperoleh wahyu keprabon). Tetapi yang tidak mempunyai, apa pun yang ada padanya akan diambil, nyawa wartawannya, fasilitas produksinya, bahkan keselamatan surgawinya sendiri terancam.

Hal pokok yang ingin disampaikan dalam postingan ini adalah bahwa kalau Anda berniat mewujudkan kesejahteraan umum dengan bergabung bersama biososioekonomi, janganlah khawatir kalau ditolak media massa. Tetaplah melalui jalan damai seperti saya sampikan dalam buku saya Herucakra Society Jalan Ketiga Ekonomi Dunia. Ketika upaya kita melalui jalan damai buntu, Tuhan akan datang dengan kekuatan maha dahsyat dan dengan tangan teracung. Jadi, tetaplah berada dalam jalan damai.

Rabu, 21 April 2010

Biososioekonomi Tak Gentar Menghadapi Yang Terbesar


Melihat berita-berita di media massa mengenai pemberantasan korupsi akhir-akhir ini sebagian orang kecewa mengapa yang ditangkapi hanya yang kecil-kecil. Di mana yang besar-besar dan yang paling besar? Potret praktek pemberantasan korupsi semacam ini memang menjengkelkan.

Berbeda dengan praktek pemberantasan korupsi, biososioekonomi tidak gentar menghadapi yang paling besar, berani memulai dari yang paling besar. Tidak akan mulai dari yang kecil-kecil, bahkan kalau kekayaan warisan itu sangat kecil hanya beberapa ratus juta tidak perlu didaur ulang. Kalau yang paling besar sudah menjalankan biososioekonomi maka yang lebih kecil akan ringan bebannya dan yang paling kecil tidak perlu mendaur ulang kekayaan pribadinya. Akan tetapi kalau ada yang mau memulai menjalankan biososioekonomi meski kekayaannya tidak yang terbesar tentu akan diterima. Berani memulai dari yang paling besar bukan berarti mengabaikan yang sedikit lebih kecil.

Dalam memperjuangkan biososioekonomi saya tidak menyandarkan pada kekuatan manusia semata, meskipun menggunakan prinsip sekuler non violence tetap perlu. Partisipasi secara damai semua orang memang diperlukan tetapi tidak tergantung pada mereka. Tidak sedikit orang (termasuk wartawan, ilmuwan, atau rohaniwan) yang takut berhadapan dengan triple six apalagi triple six yang paling besar. Ada dua hal yang membuat saya berani memperjuangkan biososioekonomi dan menentang triple six. Pertama prinsip demokrasi ekonomi yang saya anut. Prinsip ini bersifat sekuler (umum, berdasarkan hukum alam yang diterima semua orang) bahwa laba dan kekayaan berasal dari konsumen dan harus dikembalikan kepada konsumen (semua orang). Kedua, rencana Tuhan yang berarti juga dukungan-Nya pada aktivitas saya. Rencana itu sudah ditulis di dalam Alkitab sebenarnya. Sayang tidak semua orang memahami. Kutukan atau penghancuran triple six yang akan dilakukan Tuhan dan penghuni surga jelas tertulis dalam Alkitab khususnya Kitab Wahyu (bdk Why 19:11-21 juga Why 16:10). Dalam Injil juga tercatat kutukan Yesus: "Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah." (Luk 12:20-21). Mengkritik orang yang paling kaya dalam sejarah Israel yang kekayaan atau income-nya jelas-jelas tertulis 666 talenta emas per tahun (1Raj10:14) juga dilakukan Yesus Kristus seperti tercatat dalam Injil Lukas 12:27 yang bunyinya "Perhatikanlah bunga bakung, yang tidak memintal dan tidak menenun, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahnnya pun tidak berpakaian seindah salah satu bunga itu"

Kutukan atau tulah Tuhan pada triple six akan datang seperti pencuri (bdk Why 16:15 )setelah peringatan-peringatan yang disampaikan hamba-Nya dirasa sudah cukup banyak dan tersebar. Sering kali dalam memperjuangkan biososioekonomi ketika saya kelelahan tidak ada orang lain yang ikut memperjuangkan biososioekonomi, kuasa Tuhan datang dan menyembuhkan kelelahan saya. Saya merasa dikuatkan Tuhan untuk menghadapi yang terbesar.

Rabu, 14 April 2010

Tanda-tanda Itu Begitu Nyata....(Meningkat Hampir Dua Kali Lipat dalam Setahun)

Setahun yang lalu tepatnya tanggal 10 April 2009 saya memposting di blog ini sebuah artikel yang berjudul:"Gempa Italia Gempa ke-7." Dalam artikel itu saya sebutkan adanya tujuh gempa bumi yang istimewa karena terjadi 1 atau 2 hari setelah hari raya atau hari libur. Ketujuh gempa itu terjadi dalam kurun waktu 6 tahun semenjak saya menulis surat keprihatinan tanggal 21 November 2003.

Kini hanya dalam waku 1 tahun jumlah gempa istimewa itu meningkat menjadi 12 buah yaitu:
(8) gempa Padang 30 September 2009, beberapa hari setelah Lebaran
(9) beberapa gempa pasca 1 Suro, baca:"Tiga Gempa Pasca satu Suro" di blog ini
(10) gempa Jepang ("Gempa Okinawa 7,3 SR" sumber http://m.detik.com/read/2010/02/27/065828/1307504/10/pulau-okinawa-diguncang-gempa-73-sr) dan gempa Chili ("Chili Digoyang Gempa 8,8 SR Berpotensi Tsunami" sumber http://m.detik.com/read/2010/02/27/51357/1307619/10/chili-digoyang-gempa-88-sr-berpotensi-tsunami) satu hari setelah libur maulid di Indonesia
(11) gempa yang terjadi di perbatasan AS-Mexico satu hari setelah Paskah WIB (sumber: http://m.kompas.com/news/read/data/2010.04.05.0746519), dan
(12)gempa Aceh 7 April (sumber http://m.kompas.com/news/read/data/2010.04.07.07383550). Semua gempa di atas berskala di atas 6 SR tetapi tidak termasuk gempa Haiti 12 Januari yang menelan korban meninggal sampai 200.000 jiwa.

Bagi saya pribadi hal itu merupakan tanda-tanda yang amat nyata akan segera terjadinya peralihan jaman, menuju jaman baru, jaman keemasan di bumi. Dan saya tetap berpendapat bahwa triple six yang akan dihancurkan Tuhan itu berkaitan dengan pewarisan kekayaan dan (atau) kekuasaan berlimpah. Menurut pendapat saya pribadi, triple six itulah penghambat terbesar terwujudnya jaman keemasan.

Oleh karena itu jangan salahkan saya kalau nanti para pelaku dan pelindung triple six terkena tulah atau kutukan Tuhan. Peringatan yang saya sampaikan di blog ini sudah cukup jelas dan tanda-tanda jaman itu begitu nyata. Para pelaku dan pelindung triple six tidak bisa berdalih dengan mengatakan: otoritas keagamaan tidak (belum) melarang triple six. Saya berpendapat bahwa bidang kesejahteraan umum di mana saya dipekerjakan bersifat otonom langsung di bawah Tuhan tidak di bawah otoritas keagamaan tertentu. Untuk keperluan kesejahteraan umum, saya berhak mengutip Alkitab tanpa perlu meminta ijin otoritas keagamaan/kerohanian.

Mengapa bidang atau "divisi" kesejahteraan umum bersifat otonom tidak di bawah otoritas keagamaan? Menurut pendapat saya pribadi karena fokus pekerjaannya memang berbeda dan tidak bisa dirangkap oleh satu unit kerja tunggal kecuali oleh Tuhan sendiri. Kalau kekayaan pribadi yang didermakan itu harus mendekati 100% seperti dijelaskan teori ekonomi makro biososioekonomi atau seperti diajarkan Yesus Kristus, maka diperlukan unit kerja tersendiri yang otonom dan fokus pada kesejahteraan umum (yang disumbang) tidak dibebani tugas lain yaitu keselamatan surgawi para penderma. Apakah para penderma masuk surga atau tidak, hal itu bukan tanggung jawab divisi kesejahteraan umum di mana saya dipekerjakan. Dengan demikian kesejahteraan umum tidak dikalahkan oleh dalih-dalih seperti ini: umat relanya hanya menyumbang 1%, orang miskin itu nantinya toh masuk surga biar saja mereka sekarang tetap miskin, atau mewariskan kekayaan berlimpah kepada anak cucu adalah bagian dari cinta kasih. Dalih atau ajaran seperti itu akan ditentang divisi kesejahteraan umum yang memang seharusnya otonom.

Oleh karena itu para pelaku atau pelindung triple six tidak bisa berdalih: otoritas keagamaan (kerohanian) tidak/belum melarang triple six. Kalau Tuhan mau, tulah atau kutukan Tuhan bisa datang sebelum otoritas keagamaan melarang triple six. Semoga ini dimengerti.

Rabu, 07 April 2010

Membuktikan Diri Hidup Mulia Di Surga Baru Setelah Itu Membunuh...

Mesias menjadi harapan rakyat yang tertindas. Yesus Kristus hadir ketika Bangsa Yahudi berada di bawah penjajahan Romawi. Namun ada perbedaan antara apa yang dipikirkan Yesus dan persepsi sebagian besar orang Yahudi tentang Mesias. Memang, kehadiran-Nya dengan aneka mujizat telah menarik ribuan orang Yahudi. Tetapi satu harapan orang Yahudi yang tidak dipenuhi-Nya yaitu membunuh atau mengusir penjajah Romawi. Yesus Kristus telah menarik garis tegas yang berbeda dengan kaum Zelot, suatu kelompok Yahudi yang menekankan perjuangan kemerdekaan politik bersenjata. Hal semacam itu membuat sebagian orang Yahudi jengkel dan berniat membunuh-Nya.

Para teolog Kristiani menjelaskan bahwa Yesus Kristus membebaskan manusia dari perbudakan dosa. Penjelasan itu kurang lengkap karena kalau diamati dalam keempat Injil, Yesus juga peduli dengan mereka yang tertindas, miskin, dan lapar (bdk Mat 15:32 "Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau menyuruh mereka pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan").

Mesias yang dibawakan Yesus Kristus berbeda dengan persepsi Mesias yang dipikirkan sebagian besar orang Yahudi. Kita pun sampai saat ini masih perlu menyimak supaya kita sendiri tidak keliru. Menyimak dari Alkitab maupun dari tanda-tanda jaman.

Dari pengalaman spiritual saya dan dari tanda-tanda jaman yang kemudian dicek dengan Alkitab tampak sosok Yesus Kristus yang berkarya tidak hanya menebus dosa manusia tetapi juga menebus manusia dari beban hidup, hutang (ekonomi) dan kemiskinan. Hambatan terbesar dalam penebusan kemiskinan itu adalah triple six. Penjelasan yang diberikan otoritas keagamaan mengenai triple six berbeda dengan opini saya. Opini saya mengatakan bahwa triple six berkaitan dengan pewarisan kekayaan atau (dan) kekuasaan berlimpah (bdk 1 Raj 10:14). Anjuran untuk berbagi harta, kritikan atau bahkan serangan Yesus terhadap triple six bertebaran dalam keempat Injil dan Kitab Wahyu (Luk 12:27-33, Luk 12:20-21, Mat 19:21, Yoh 6:51 & 56, Surat 1 Yoh 3:17, Why 19:19-21, Why 13:18).

Banyak orang yang tidak memahami apa maksud Yesus dengan sabda-Nya: juallah segala milikmu dan berikanlah sedekah! (Luk 12:33). Mengapa tidak 1 atau 10% saja? Tetapi orang yang memahami akuntansi dan teori ekonomi makro biososioekonomi bisa memahami apa maksud sabda-Nya. Kekayaan pribadi yang dibagikan itu harus mendekati 100% dari harta bukan dari pendapatan saja supaya terjadi keseimbangan makro sebagaimana dijelaskan oleh biososioekonomi. Sangat disayangkan kalau Yesus dicitrakan sebagai sosok yang anti akuntansi atau tidak mengerti akuntansi dan ekonomi. Dia mengetahui bahayanya triple six bagi kesejahteraan rakyat (publik).

Triple six jelas-jelas anti demokrasi ekonomi yang menyebabkan banyak negara atau pemerintahan saat ini tidak berdaya serta menyebabkan berbagai persoalan ekonomi, keamanan, sosial, dan politik lainnya. Apabila di samping demokrasi politik tidak ada demokrasi ekonomi maka rakyat tetap terjajah, demikian kata Bung Hatta. Namun demokrasi ekonomi bukan hanya koperasi tetapi juga gerakan sosial yang damai dan sistematis menentang triple six.

Begitu besar hambatan yang ada untuk menentang triple six sehingga Tuhan sendiri turun tangan. Kitab Wahyu yang merupakan kitab terakhir Perjanjian Baru menuliskan bagaimana Yesus Kristus akan membunuh dan menghancurkan triple six (penindas). Itulah sosok Mesias yang lengkap. Bagi-Nya penindasan tidak hanya dilakukan oleh bangsa lain (misalnya Romawi) tetapi bisa juga oleh bangsa sendiri karena triple six terjadi pada semua bangsa dan agama. Dan bagi-Nya kekayaan yang dibagi itu harus terdistribusi ke seluruh dunia melampaui batas-batas negara karena seluruh bumi adalah milik-Nya dan penduduk bumi adalah rakyat-Nya. Mungkin hal itulah yang menyebabkan Yesus tidak mau mengikatkan diri pada salah satu negara duniawi.

Ternyata sosok Mesias yang lengkap adalah sosok yang mau membunuh triple six si penindas. AKAN TETAPI itu dilakukan Yesus setelah bangkit dari kematian dan hidup mulia di surga. Dengan cara itu Yesus telah menjaga perdamaian di bumi sehingga peperangan antar penduduk bumi bisa dicegah. Yesus Kristus telah mencanangkan bahwa peperangan yang akan terjadi adalah antara penghuni surga dengan penduduk bumi pelaku dan pelindung triple six. Yesus telah memberi teladan yang baik: membuktikan Diri bangkit dari kematian, hidup mulia di surga, baru setelah itu membunuh triple six. Mesianitas yang ditampilkan Yesus seperti itu mestinya diterima oleh hukum positif negara manapun di bumi karena hukum itu hanya mengatur orang yang masih hidup di bumi, hukum positif tidak bisa melarang penghuni surga yang mau membunuh triple six. Dan penghuni surga tidak bisa dikalahkan oleh kekuatan militer manapun. Kita yang masih hidup di bumi bisa ikut menentang triple six dengan cara damai seperti yang saya tulis dalam buku saya Herucakra Society Jalan Ketiga Ekonomi Dunia.

Kepada yang merayakannya saya mengucapkan selamat Paskah 2010, semoga Anda tidak asing dengan sosok Mesias yang lengkap. Akan datang masanya bahwa karya penebusan Tuhan juga berarti penebusan dari beban hidup, hutang, dan kemiskinan, sehingga Paskah adalah pesta untuk semua orang apapun agamanya. Tuhan memberkati kita semua.