Minggu, 27 Januari 2013

Program Satu Anak Bahayakan Ekonomi?

Baru-baru ini saya membaca berita provokatif yang menganggap kebijakan 1 anak sebagai penghambat pertumbuhan ekonomi China http://mobile.kontan.co.id/news/duh-kebijakan-1-anak-membahayakan-ekonomi-china/2013/01/22 Apakah benar seperti judul ini atau ada hal mendasar lain yang secara matematika dan akuntansi bisa lebih menjelaskan?

Dalam berita di atas kita mendapat penjelasan dari seorang profesor mengenai gambaran yang terjadi dengan kebijakan 1 anak di China. "Jika kondisi ini terus berlangsung, maka tidak akan ada pembayar pajak, tidak ada pekerja, dan tidak ada penderma bagi warga tua," jelas Gu Baochang, profesor ahli demografi di Universitas Renmin. 

Profesor itu bisa was-was seperti itu karena memakai paradigma konvensional di mana membayar pajak dan derma hanya dengan persentase yang relatif kecil. Kalau paradigma berbagi hartanya diubah sesuai biososioekonomi maka program satu anak bisa tidak akan membahayakan ekonomi. Secara akuntansi dapat dikatakan: diperlukan income dan aset publik yang lebih besar untuk program satu anak itu.

Semoga artikel sederhana ini bisa mengingatkan. Di masa mendatang mereka yang mempelajari akuntansi dan matematika secara formal seharusnya ikut memberi penjelasan kepada publik sehingga tercipta kesejahteraan publik yang berkesinambungan.


Artikel Terkait

http://www.satriopiningitasli.com/2010/02/kelahiran-adalah-hutang-yang-harus.html

http://www.ekonomikerakyatan.ugm.ac.id/My%20Web/sembul22.htm

http://www.satriopiningitasli.com/2009/07/mengubah-paradigma-mengubah-angka_05.html?m=1

Minggu, 20 Januari 2013

Menyumbang dan Bergotong-royong

Banjir yang melanda Jakarta.akhir-akhir ini membuat kita prihatin. Kita harus tergerak hati kita untuk meringankan beban korban dengan menyumbang harta atau tenaga yang kita punyai.

Menyumbang (berbagi harta) dan bergotong-royong adalah bagian dari hidup bersama yang harus terus menerus dipupuk. Tidak harus menunggu bencana untuk berbagi. Berbagai kesempatan rutin bisa kita ikuti seperti gerakan orang tua asuh dan sebagainya sepanjang hidup kita guna meringankan beban sesama. Dan tak lupa mendaur ulang harta kita seperti dianjurkan teori ekonomi makro biososioekonomi.

Ke depannya perlu penanganan serius untuk mengatasi banjir di Jakarta seperti sistem drainase yang baik, pembuatan dam pengendali banjir, pembangunan atau perawatan waduk, membuat lubang atau sumur resapan, perilaku yang baik dalam membuang atau menangani sampah dan sebagainya.

Semoga ke depannya menjadi lebih baik bagi rakyat kebanyakan.

Minggu, 06 Januari 2013

Pasca 2012 Pasca Kolonial


Di awal tahun 2012 saya pernah punya pengharapan kepada TUHAN agar bila tahun 2012 telah berlalu saya diijinkan menjadikan era Pasca 2012 sebagai Era Pasca Kolonial. Kini tahun 2012 telah berlalu.

Tahun 2012 banyak dibicarakan orang karena sebagian orang ada yang mempercayai bahwa kiamat besar akan terjadi pada tahun 2012. Namun di awal tahun 2012 itu saya sudah memposting artikel (http://www.satriopiningitasli.com/2012/01/menyambut-2012kiamat-besar-masih-1000.html?m=1) di blog ini yang didasarkan pada surat keprihatinan saya tertanggal 21 November 2003.

Istilah pasca kolonial seharusnya tidak mengacu pada tahun tertentu, namun ketika kita memasuki tahun baru seperti saat ini maka hal-hal buruk seperti kolonialisme dan penindasan sudah seharusnya ditinggalkan. Saya mengamati bahwa isu "kiamat sudah dekat" adalah suatu isu yang beraroma kolonialistis yaitu pandangan dari luar yang menganggap lebih baik dan lebih benar yang pada saat bersamaan menindas kearifan lokal yang lebih benar bahkan lebih baik atau lebih tepat. Di dalam artikel saya di atas saya keberatan dengan pandangan "kiamat sudah dekat" bukan karena saya tidak mempercayai adanya kiamat tetapi karena pandangan "kiamat sudah dekat" itu lebih banyak sisi negatifnya dari pada positifnya. Saya menunggu tahun 2012 berlalu agar mereka yang penasaran puas.

Kalau kita mengacu pada pandangan lokal maka pandangan tersebut mengatakan bahwa kita akan segera memasuki jaman keemasan bukan segera akan kiamat. Pengalaman rohani saya juga mengatakan begitu. Kalau saya meyakini bahwa TUHAN mempekerjakan saya di suatu divisi yaitu divisi kesejahteraan umum dari Kerajaan-Nya maka rasanya saya juga tidak mempercayai bahwa kiamat sudah dekat. Saya meyakini bahwa masa keemasan pemerintahan TUHAN ini akan berlangsung paling tidak 1.000 tahun. Kitab Wahyu (Kitab terakhir Perjanjian Baru) menyebutnya sebagai Kerajaan 1.000 tahun.

Jaman keemasan memang memerlukan partisipasi banyak orang, meski demikian tidak tergantung orang. TUHAN memiliki kuasa untuk mewujudkannya dan menghukum yang tidak berpartisipasi.

Saya bukan teoritikus tentang post colonial atau pasca kolonial. Bagi saya pengalaman ditindas dan dibebaskan TUHAN itulah yang saya sharing-kan di sini. Pengalaman itu juga meliputi pengalaman menemukan hidup saya sebagai umat TUHAN, menemukan makna hidup dan melihat bahwa baik JAWA maupun JHWH adalah tetragramaton yang sama. Sementara itu kata "jawa" sudah dipakai sejak lama sejak sebelum jaman kolonial. Saya tidak banyak membaca teori atau buku-buku kolonialisme dan pasca kolonial. Pengalaman saya memperjuangkan demokrasi ekonomi dan biososioekonomi maupun pengalaman saya sebagai entitas lama (Mataram) bisa langsung merasakan kolonialisme dan pasca kolonial. Tidak sedikit komentar negatif di blog ini yang beraroma kolonialistis. Saya, dalam surat keprihatinan tertanggal 21 November 2003, sudah menulis bahwa siapa pun yang menghambat publikasi biososioekonomi adalah penjajah.

Kini dunia memang masih berputar belum kiamat, artinya pengentasan kemiskinan masih harus dilanjutkan, kelestarian lingkungan hidup dan keseimbangan ekologis masih harus dijaga, populasi penduduk harus dikontrol, kepentingan publik harus ditegakkan. Semua itu memerlukan pencerahan. Teori ekonomi makro biososioekonomi sudah menawarkan diri. Teori biososioekonomi ini adalah teori obyektif yang tunduk pada kaidah akuntansi.

Saya merasa TUHAN berada di pihak saya bahwa Pasca 2012 adalah Pasca Kolonial. TUHAN berpihak kepada mereka yang lapar, miskin, dan tertindas. Pintu pertobatan masih dibuka bagi kolonialisme, namun hukuman juga disediakan entah di dunia ini atau di dunia nanti setelah kematian. Selamat Tahun Baru 2013.

Artikel Terkait

Tanda-tanda Itu begitu Nyata....... (http://www.satriopiningitasli.com/2010/04/tanda-tanda-itu-begitu-nyatameningkat.html?m=1)

Pemerintahan Tuhan ( http://www.satriopiningitasli.com/2010/08/pemerintahan-tuhan.html)

Tiga Gempa Pasca 1 Suro ( http://www.satriopiningitasli.com/2009/12/tiga-gempa-pasca-satu-suro.html)

Mempertanyakan Terjemahan Buku Karya De Graaf ( http://www.satriopiningitasli.com/2010/03/mempertanyakan-terjemahan-buku-karya-de.html?m=1)

Selasa, 01 Januari 2013

Selamat Tahun Baru 1 Januari 2013

Saya mengucapkan Selamat Tahun Baru 1 Januari 2013. Semoga Tuhan memberi berkah dan rahmat-Nya pada kita semua.