Rabu, 20 Mei 2009

Percaya Diri Perlu, untuk Kebangkitan Kita Semua

Peringatan 100 tahun Kebangkitan Nasional Indonesia sudah berlalu setahun yang lalu. Hari ini kita memperingatinya untuk yang ke-101. Momentum tersebut seharusnya dipakai untuk menginventarisir potensi bangsa guna menghadapi tantangan di masa depan baik nasional, regional, dan global.

Tahun ini dunia menghadapi krisis global yang tidak bisa dianggap sepele. Ekonomi mungkin bisa dikatakan pulih (menurut paradigma lama) tetapi kerusakan lingkungan, kemungkinan ledakan populasi penduduk, kemiskinan, dan kesenjangan kaya miskin masih akan menghadang kita semua di planet ini.

Perjuangan kemerdekaan Indonesia memulai babak baru 101 tahun lalu dengan semangat nasional kaum terdidik. Intelektualitas merupakan salah satu modal untuk membebaskan bangsa dari penjajahan politik dan ekonomi. Kita seharusnya memanfaatkan potensi intelektual yang ada pada anak bangsa untuk bebas dari kemiskinan dan ketidakadilan ekonomi sosial, tidak hanya sekedar pulih dari krisis.

Keseriusan untuk menemukan potensi anak bangsa seharusnya diwujudnyatakan. Keseriusan itu yang belum terlihat di kalangan elite yang sepak terjangnya dikenal publik. Rasa percaya diri perlu dipupuk dan ditumbuhkembangkan untuk kebangkitan kita semua. Sebelum Barat dan Arab datang ke Nusantara, kita adalah peradaban besar yang tidak minder bergaul dengan bangsa lain. Kaya dan dermawan sebagaimana tercermin dalam tradisi gotong royong.

Kini neoliberalisme mendapat banyak kritikan. Perubahan juga memerlukan rasa percaya diri. Kita sebenarnya memiliki potensi untuk melakukan persuasi kepada peradaban lain untuk berubah bukan dengan kekerasan tetapi dengan intelektualitas dan bekal spiritual anak bangsa. Seharusnya itu diwujudkan untuk kebangkitan kita semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar