Kamis, 06 Mei 2010

Menjawab Pertanyaan Di Sekolah Kehidupan

Bulan Mei adalah bulan reformasi bagi bangsa Indonesia. Selama sebulan ke depan saya akan mengisi blog ini dengan artikel bertemakan reformasi. Namun sebelum itu ijinkanlah saya sharing pengalaman rohani saya di sekolah kehidupan di mana saya digembleng selepas S1.

Selama bertahun-tahun itu saya merasa ada guru yang tidak nampak menanyai atau menguji saya dengan berbagai pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan itu adalah (tidak urut waktu):
(1)Apakah arti atau makna "orang JAWA?"
(2)Apakah semua orang bisa menjadi orang JAWA? Jelaskan.
(3)Apakah arti mataram? Bagaimana mewujudkannya?
(4)Apakah perbedaan antara Kerajaan Jawa dengan Kerajaan JAWA?
(5)Apakah triple six itu? Apakah bahayanya bagi keberadaan Kerajaan Sorga di bumi?
(6)Pantangan apa saja yang harus dijalani oleh orang yang memperoleh wahyu keprabon (urapan raja)?
(7)Sanggupkah engkau menjalani semua pantangan itu?
(8)Apakah perbedaan antara urapan raja, urapan nabi, dan urapan mesias? Di antara ketiganya mana yang tertinggi atau terberat?Mengapa?
(9)Apakah engkau Ratu Adil? Mengapa? Jelaskan.
(10)Ada sabda yang berbunyi: "Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya." Sabda itu disampaikan dalam beberapa kesempatan yaitu ketika menyampaikan perumpamaan tentang pelita, talenta, dan tentang rahasia Kerajaan Sorga. Ada kata atau kata-kata yang agaknya disembunyikan atau dihilangkan di belakang kata "mempunyai". Pertanyaannya adalah apakah kata yang tersembunyi itu atau mempunyai apakah yang dimaksud? Jelaskan dalam kaitannya dengan pelita, talenta, dan rahasia Kerajaan Sorga.

Puji Tuhan, saya berhasil menjawab semua pertanyaan itu dengan baik sehingga dinyatakan lulus dan siap menjalankan tugas. Akan tetapi kalau saya berhasil menjawab pertanyaan itu atau berhasil menjalankan tugas, itu bukan berarti saya hebat tetapi karena Tuhan berkarya dalam diri saya jauh hari sebelum saya dilahirkan. Banyak hal dalam hidup saya sudah diatur dari atas sejak dahulu kala, sehingga di kemudian hari saya menjalaninya dengan ringan. Dilahirkan sebagai orang Jawa di tempat yang memakai nama Mataram jelaslah di luar kuasa dan kehendak saya. Jadi yang hebat itu bukan saya tetapi Tuhan Semesta alam. Segala kuasa dan kemuliaan hanya ada pada-Nya.

Mengenai reformasi di Indonesia seharusnya tidak hanya pada bidang politik, tetapi juga perlu reformasi budaya khusunya budaya Jawa. Seseorang yang memahami makna hidupnya sebagai "orang JAWA" apalagi mampu menjawab seluruh pertanyaan di atas seharusnya bisa ikut mereformasi budaya Jawa ke arah yang lebih baik. Budaya adalah sesuatu yang bersifat dinamis bukan statis. Mengerti makna "orang JAWA" berarti mengerti sangkan paraning dumadi atau mengerti asal usul dan tujuan kehidupan. Meskipun terjadi reformasi budaya Jawa, ada dua hal yang abadi dan tetap dikenang dalam hidup orang Jawa sepanjang masa yaitu hakekat JAWA dan mataram. Dua hal itulah yang terindah dalam hidup orang Jawa sepanjang massa.

2 komentar:

  1. orang jawa/ wong jowo / orang yang mempunyai sifat
    dan watak welas asih/kasih sayang atau jowo terhadap sesama makhluk tuhan yang maha welas asih,jadi wong jowo itu orang yang dilahirkan di
    tanah jawa yang mempunyai bapak dan ibu orang jowo. sehingga orang jowo itu bisa jadi orang-orang bangsa/suku lain yang bukan orang jawa tetapi mempunyai sifat/watak welas asih

    BalasHapus
  2. Ambisi....!? Siapa yang menguji? #guru yang tidak nampak, ini nafsu anda sendiri....!

    BalasHapus