Selasa, 05 Oktober 2010

Prinsip-prinsip Biososioekonomi untuk Pejabat Pemerintah (1)

Pada Sel, 05 Okt 2010 06:02 WIB Hani Putranto menulis:

>Biososioekonomi/bioekonomi merupakan teori ekonomi makro tentang keseimbangan (akuntansi) dan kelangkaan di alam tanpa memandang sekat-sekat negara. Mengenai kebutuhan manusia dalam kaitannya dengan kelangkaan dan keseimbangan itu telah ada atau dirasakan manusia sebelum adanya negara atau sebelum manusia merumuskan konsep negara. Oleh karena itu pengelolaan ekonomi publik (makro) yang didasarkan sekat-sekat negara seperti selama ini dilakukan memiliki banyak kelemahan yang harus dipikir ulang. Maka dalam buku saya Herucakra Society Jalan Ketiga Ekonomi Dunia (2004) saya lebih banyak memfokuskan biososioekonomi sebagai ilmu atau teori ekonomi masyarakat (society) dengan neraca herucakra society-nya yang berdimensi publik dan mengglobal. Di antara tiga pilar keadaban publik (negara, pasar, dan society) hanya ada dua yang benar-benar bisa mengglobal yaitu pasar dan society. Pasar dan society tidak bisa dibatasi sekat-sekat negara. Mengglobalnya pasar
harus diimbangi dengan mengglobalnya society untuk mewujudkan keadilan sosial bagi semua orang.
>
>Akan tetapi bukan berarti bahwa prinsip-prinsip biososioekonomi tidak bisa dipakai untuk mengelola perekonomian publik dalam skala negara. Pemakaian prinsip-prinsip biososioekonomi dalam skala negara tetap perlu memperhatikan kepentingan publik dalam skala global.
>
>Berikut ini beberapa pedoman yang bisa dipakai dalam menggunakan prinsip-prinsip biososioekonomi untuk mengelola perekonomian publik pada skala negara.
>
>1. Memahami Makna Pendapatan Publik
>2. Mengelola Pendapatan Publik
>3. Pembiayaan Infrastruktur dan Fasilitas Sosial
>4. Kebijakan dan Penyediaan Energi
>5. Pengendalian Pertumbuhan Populasi Penduduk
>
>Dalam postingan kali ini akan saya bahas yang pertama. Yang lain akan saya bahas pada postingan-postingan mendatang.
>
>Memahami Makna Pendapatan Publik
>
>Seperti yang pernah saya jelaskan pada postingan minggu lalu yang dimaksud pendapatan (income) publik ada tiga yaitu: pajak, derma, dan daur ulang kekayaan individu. Dalam paradigma biososioekonomi pendapatan dari BUMN tidak bisa dimasukkan sebagai pendapatan publik (global) karena pada hakekatnya BUMN adalah milik negara tertentu. Selain itu baik produksi, investasi, maupun konsumsi berada pada sisi yang sama dalam neraca hutang-pembayaran hutang manusia terhadap alam. Oleh karena itu pendapatan dari BUMN sebaiknya tidak dijadikan sumber pendapatan utama pemerintah. Tetapi juga bukan berarti privatisasi BUMN perlu diprogramkan secepat mungkin kalau pendapatan negara dari pajak belum memadai apalagi pemerintah masih banyak memiliki hutang.
>
>Mengenai jenis usaha BUMN sendiri ada beberapa macam, baik yang tidak menyangkut hajat hidup orang banyak atau yang menyangkut hajat hidup orang banyak seperti listrik, telekomunikasi, atau air. Semuanya terkait dengan konsumen dan dinamikanya. Kalau daya beli konsumen global jatuh maka BUMN akan mengalami tekanan atau penurunan keuntungan. Selain itu BUMN yang bergerak pada bidang yang menguasai hajat hidup orang banyak berkaitan langsung dengan kesejahteraan publik. Dalam arti penggenjotan laba setinggi mungkin akan meningkatkan beban konsumen kalau dilakukan dengan menaikkan harga barang/jasa. Laba yang diperoleh oleh BUMN jenis ini memang dilematis di satu sisi meningkatkan pendapatan negara tetapi di sisi lain membebani konsumen yang notabene rakyat kebanyakan. BUMN seperti ini tidak perlu diprivatisasi untuk menjaga agar rakyat tidak dirugikan karena kalau terjadi privatisasi barang/jasanya dijual dengan harga mahal dengan standar mata uang asing.
>
>Oleh karena itu sangat penting bagi pejabat pemerintah untuk bisa dan mau memahami bahwa yang benar-benar murni pendapatan publik adalah (pajak + derma + daur ulang kekayaan individu). Dari sini juga perlu dipahami bahwa hutang pemerintah bukan pendapatan publik meskipun hutang pemerintah bisa ikut membiayai roda pemerintahan. Kebiasaan suatu pemerintahan berhutang (entah dengan menerbitkan obligasi atau berhutang ke sumber lain) karena tidak dipahaminya rumusan dasar teori biososioekonomi (kelahiran adalah hutang yang harus dibayar dengan kematian) serta tidak benar-benar ditegakkannya kepentingan publik. Kalau jumlah pendapatan publik dari tiga sumber di atas memadai maka pemerintah tidak perlu lagi berhutang atau mencetak uang_dengan catatan pertumbuhan populasi penduduk nol persen, dalam paradigma biososioekonomi memang pertumbuhan populasi penduduk dikendalikan maksimum nol persen. Kalau dalam paradigma konvensional pendanaan pemerintahan melalui
hutang adalah sesuatu yang diperbolehkan, dalam paradigma biosoioekonomi hutang seperti itu harus dihindari.
>
>Dari tiga sumber pendapatan publik tadi hanya pajak yang benar-benar menjadi wewenang pemerintah (state) sementara dua yang lain ada dalam wewenang society. Prinsip subsidiaritas juga perlu dipahami bahwa apa yang bisa dilakukan oleh society jangan diambil alih oleh negara. Pejabat pemerintah perlu menyadari suatu pendapat bahwa "negara terlalu besar untuk mengurusi hal-hal kecil dan terlalu kecil mengurusi hal-hal yang besar." Permasalahan publik global tidak bisa diselesaikan oleh negara tetapi oleh global civil society.
>
>Dalam hal pendaptan publik yang perlu dilakukan pemerintah_selain meningkatkan pajak dan terutama pajak progresif_adalah bekerja sama dengan civil society baik lokal maupun global untuk meningkatkan pendapatan publik. Pemerintah bisa berinisiatif mendorong munculnya gerakan dan organisasi konsumen sosial (seperti yang sering saya sebut) untuk meningkatkan pendapatan publik ini. Dalam paradigma biososioekonomi derma dan daur ulang kekayaan individu ini adalah pengembalian hutang manusia kepada alam dan oleh karenanya redistribusinya ke seluruh dunia tanpa syarat atau kepentingan apapun dari donatur. Pemerintah bisa melindungi konsumen sosial dari kepentingan sektarian primordial donatur dengan undang-undang.
>
>Demikian saya sampaikan. Yang lain akan saya sampaikan dalam postingan-postingan mendatang.

2 komentar:

  1. Selalu setia dan selalu jadi orang pertama yang mengunjungi posting Anda. Rahayu

    BalasHapus
  2. Saya mengucapkan terima kasih atas kunjungan Anda ke blog ini. Teori ekonomi makro biososioekonomi bagian dari open society yang terbuka terhadap kritik. Silakan mengkritiknya atau mengoreksinya bila keliru. Silakan sebarkan bila benar dan bermanfaat bagi umu dan rakyat kebanyakan. Terima kasih. Rahayu.

    BalasHapus