Selasa, 10 Februari 2009

Apakah Harga Emas Tidak Bisa Jatuh?

Hari ini saya membaca sebuah tulisan di harian Kompas (hlm 25). Saya tidak tahu apakah ini advetorial atau opini. Yang jelas tulisan tersebut di bawah semacam Rubrik atau kolom Info Investasi. Di situ dikatakan: Di tengah krisis, harga emas menjadi tinggi dan diperkirakan akan naik. Apakah harga emas akan selalu naik, tidak mungkin turun?

Hal yang perlu diwaspadai adalah mitos. Mitos tentang apa yang disebut sebagai hanya kertas (uang fiat dan saham) dilawankan dengan barang riil (properti dan emas). Mitos itu mengatakan bahwa uang dan saham bisa jatuh harganya karena dianggap bukan barang riil tetapi hanya kertas. Mitos ini jelas salah karena harga properti pernah jauh di Jepang sebagaimana ditulis oleh Richard Susilo dalam tulisan yang berjudul: "Takut Perekonomian Anjlok Masyarakat Jepang (masih) Kaya tetapi 'Pelit' "(Kompas 11Januari 2003). Harga properti melambung kemudian jatuh. Juga pernah terjadi di AS.

Tetapi bukankah emas tidak sama dengan properti? Lebih mudah dibagi dan dijual? Emas memang tidak sama dengan properti, tetapi harganya bisa jatuh karena overinvestment atau ditemukan tambang baru. Investasi berlebih atau overinvestment bisa menjatuhkan harga atau nilai apapun, apakah barang riil atau kertas. Suatu saat investor yang lebih awal pasti akan melepas atau menjual stok emasnya karena akan berinvestasi pada instrumen investasi lain atau akan melakukan profit taking. Pada saat itulah harganya jatuh. Kapan? Tidak mudah diprediksi, tetapi pasti suatu saat harganya jatuh.

Kalau tulisan ini salah tunjukkan letak salahnya dengan menulis komentar di tempat yang disediakan. Kalau benar mohon beritahukan pada orang lain. Saya menulis di blog ini dengan itikad baik dan kejujuran untuk mengatakan kebenaran. Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar