Jumat, 14 Mei 2010

Hari-hari Ketika Kehendak Tuhan Dilecehkan

Tragedi yang terjadi antara tanggal 12-15 Mei 1998 merupakan sejarah kelam bagi bangsa Indonesia. Penembakan mahasiswa Trisakti kemudian terjadi peristiwa kerusuhan, penjarahan, pembunuhan, pembakaran, dan pemerkosaan adalah peristiwa yang tidak boleh terulang. Banyak orang menjadi korban dalam peristiwa tersebut: mahasiswa, karyawan-karyawati mall yang dibakar, dan sebagian etnis Tionghoa yang mengalami serangan fisk. Kini setelah 12 tahun peristiwa itu, tetap tidak diungkap siapa yang harus bertanggung jawab di balik peristiwa itu. Keluarga para korban menunggu keadilan.

Adalah suatu pelecehan terhadap kemanusiaan dan pelecehan terhadap kehendak Tuhan apabila sekelompok orang mengalami serangan fisik karena etnisnya. Kita prihatin dan mengecam tindakan seperti itu. Seseorang dilahirkan sebagai etnis ini atau itu bukan karena kehendak dirinya. Oleh karena itu siapa pun harus mengecam tindakan seperti itu dan mendorong pemerintah mengungkap peristiwa kelam itu.

Tidak bisa memilih orangtua yang akan melahirkan kita adalah "cacat" bawaan yang harusnya disadari semua orang. Akan tetapi Tuhan telah menetralisir "cacat" itu dengan menjadikan Diri-Nya sebagai Bapa bagi semua orang sehingga keadilan terpenuhi. Ajaran kebapaan Tuhan itu sebenarnya tidak hanya memiliki sisi surgawi tetapi juga duniawi. Sayang ajaran kebapaan Tuhan yang indah itu terbelenggu dalam institusi agama (karena menekankan sisi surgawinya dan melupakan sisi duniawinya), dan ketika agama harus bergerak dalam ranah privat maka ajaran yang indah itu tidak bisa dirasakan semua orang. Padahal ajaran kebapaan Tuhan itu tidak hanya memiliki sisi surgawi tetapi juga duniawi. Dalam sisi duniawinya itu kemanusiaan dihargai, diskriminasi ras atau etnis dibuang, hak untuk memperoleh pendidikan bagi semua anak harus dipenuhi, demokrasi ekonomi diwujudkan, serta terutama hak untuk dilahirkan kembali menjadi anak Tuhan harus diakui dan dihargai. Dalam sisi duniawinya bersifat publik bukan privat. Terbuka terhadap koreksi dan diskusi.

Tragedi Mei itu adalah sebuah pelecehan terhadap kehendak Tuhan yang telah menyediakan dirinya menjadi Bapa bagi semua orang. Ke depannya kita perlu meminimalisir atau menghilangkan hal-hal yang bertentangan dengan kehendak Tuhan itu termasuk di dalamnya adalah mengkritik teolog atau siapa pun yang mengajarkan bahwa pewarisan kekayaan berlimpah adalah bagian dari ajaran kasih. Juga mengkritik agamawan yang membiarkan pewarisan kekayaan berlimpah terjadi. Kalau seseorang telah benar-benar dilahirkan kembali menjadi anak Tuhan maka seharusnya ia tidak menerima warisan kekayaan berlimpah dari orang tuanya. Kekayaan itu sehrusnya dihibahkan kepada publik seperti dikehendaki biososioekonomi. Segala macam diskriminasi di tempat kerja baik di swasta atau pemerintah juga harus dihilangkan.

Kita semua dipanggil untuk mewujudkan suatu dunia baru yang adil, damai, dan sejahtera bagi semua orang. Generasi muda idealis dan reformis Indonsia harus berani menerima tantangan ini.







2 komentar:

  1. Saya mendukung tulisan ini, Setuju dengan kejiwaannya.

    Setahu saya, menurut Permadi, paling tidak sudah ada 300-an pemuda menghubunginya dan mengaku satrio piningit. Mereka semua mempunyai bukti dan kelebihan atau keunikannya masing2.

    Saya karena suatu hal mengobservasi hal2 seperti ini di lingkungan saya dan ternyata memang banyak bermunculan pemuda/i yang mengalamai proses serupa, semacam kebangkitan spiritual yang menyeruak dari dalam memberikan kesadaran lebih akan hidup, memberikan tambahan pemahaman akan dimensi lain akan keberadaan hidup.

    Pada dasarnya kebangkitan tersebut tak terhindarkan dan tak tertawarkan. Ribuan orang seperti ini sejak tahun 1990-an dan lebih banyak lagi tahun 2000-an, Kebangkitan ini tidak terjadi pada agama tertentu namun terjadi pd semua agama pada semua ras dan cukup menarik bahwa hal ini banyak terjadi pd kalangan menengah. Dan bukan hanya di Indonesia namun di seluruh dunia.

    Nampaknya banyak satrio piningit yg bermunculan dengan kesadarannya yg lebih dibandingkan kesadaran generasi sebelumnya.

    Keyakinan saya bahwa mrk ini adalah para roh yang lahir kembali dengan tingkatan yang cukup tinggi.

    Mereka saya kira akan berfunsi sesuai dengan tugasnya masing2, mereka sedang menunggu timing tumbuhnya keterkaitan mrk satu sama lain dan menunggu raja dan ratunya sedunia.

    salam Nusantara Jaya !!!

    BalasHapus
  2. Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya. Semoga orang-orang yang membuat rakyat terpuruk segera sadar dan bertobat. Salam Nusantara Jaya!

    BalasHapus