Kamis, 28 Januari 2010

Berubah Pada Kapsitas dan Jabatannya Masing-masing

Dalam mewujudkan jaman baru dan dunia baru yang lebih baik, lebih adil dan sejahtera ada hal yang perlu saya garisbawahi dan hal itu saya jadikan judul postingan ini. Perubahan yang tidak menyakitkan itu akan terjadi manakala semua orang pada posisi, jabatan, dan kapasitasnya masing-masing mau berubah mau menyesuaikan diri sehingga sejalan dengan teori ekonomi makro biososioekonomi.

Sengaja postingan ini saya tampilkan saat ini saat sebagian warga negara melakukan unjuk rasa memperingati 100 hari pemerintahan SBY-Boediono. Hal ini penting mengingat banyak orang yang tidak memahami bagaimana suatu kondisi masyarakat yang adil sejahtera bisa terwujud. Sebagian politisi menjanjikan hal-hal yang lebih baik tetapi tidak mau melihat atau meninjau kembali teori ekonomi makro yang dipakainya. Ketika Obama memenangi pemilihan Presiden AS November 2008 saya sudah mengingatkan di blog ini melalui postingan yang berjudul "Catatan atas Fenomena Obama: Pergantian Presiden Saja Tidak Cukup" yang di-posting tanggal 16 November 2008. Sekarang popularitas Obama menurun dan perekonomian AS belum aman sepenuhnya. Oleh karena itu postingan ini jangan dianggap memiliki tendensi politik tertentu.

Pengalaman saya memperjuangkan biososioekonomi memang bersentuhan dengan berbagai macam institusi seperti institusi akademik, politik (baik eksekutif maupun legislatif), media massa, bank sentral, LSM, lembaga penerbitan buku, bahkan juga institusi keagamaan. Saya tidak perlu menceritakan sikap mereka satu persatu terhadap biososioekonomi dalam postingan ini. Biar Tuhan sendiri yang menilai bagaimana sebenarnya hati mereka, hati para pejabat atau penguasa pada berbagai institusi itu. Tuhan tahu pasti hati dan sikap mereka terhadap biososioekonomi.

Perlu saya sampaikan sekali lagi bahwa perubahan besar ke arah yang lebih baik (dengan cara yang tidak menyakitkan) akan terjadi manakala semua orang pada jabatan dan kapsitasnya masing-masing mengubah paradigma lamanya dengan lebih akomodatif dan ramah terhadap biososioekonomi. Namun kalau ada di antara mereka yang berhati busuk, Tuhan sendiri, tanpa bantuan tangan manusia, akan mengeksekusi mana yang harus dieksekusi. Diperlukan pejabat baru kalau ternyata Tuhan mengeksekusi beberapa atau semua dari mereka. Tidak hanya di Indonesia tetapi di seluruh dunia. Tulisan ini bukan ramalan atau nubuat tetapi sekedar peringatan. Akan halnya nubuat telah ditulis Alkitab dan hal itu otomatis juga peringatan untuk manusia di bumi. Salah satu nubuat Alkitab itu adalah: "Tuhan ada di sebelah kananmu; Ia meremukkan raja-raja pada hari murka-Nya, Ia menghukum bangsa-bangsa sehingga mayat-mayat bergelimpangan; Ia meremukkan orang-orang yang menjadi kepala di negeri luas." (Mazmur 110:5-6). Kejadian tahun 2005 yang menimpa Sultan Deli XIII serta Tengku Rizal Nurdin (Gubernur Sumut) yang meninggal dalam dua kecelakaan pesawat berbeda mungkin baru peringatan. Bukan berarti mereka yang meninggal lebih besar kesalahannya dari yang masih hidup.

Seberapa lama Tuhan masih memberi kesempatan? Tak ada orang yang tahu. Tuhan sendiri yang tahu yang akan memutuskan. Kita yang tidak melakukan hal-hal yang membuat Tuhan murka bisa berdoa:"Ya TUHAN berilah kiranya keselamatan! Ya TUHAN berilah kiranya kemujuran!" (Mzm 118:25).

Tongkat kekuatan-Mu telah diulurkan TUHAN dari Sion, memerintahlah Ya TUHAN!

Kita bisa berpartisipasi dengan cara-cara non kekerasan. Berubah pada kapasitas dan jabatan Anda masing-masing. Eksekusi adalah wewenang Tuhan yang tidak didelegasikan pada manusia kecuali mereka yang telah hidup di Surga.

1 komentar:

  1. Nuswantoro akan terlahir kembali seperti apa yang dicitakan oleh para leluhur kita dimana kemahajayaan abadi terlukis nyata dalam angan kita.Karena di Tanah inilah awal dibangunnya tatanan hidup baru yang bercemin pada tatanan lama yang luhur sebagai tonggak harapan umat manusia dalam impi “Dana Imperium Revolusi” yang takkan tersentuh sedikitpun oleh tangan manusia manapun tarjaga abadi yang mendampingi Paduka Yang Mulia… untuk menggelar tatanan hidup baru menuju gemah ripah sejati tata tentram nan abadi.Atas izin Alloh beserta RosulNya semuanya ini dapat terbuka panjatkan doa pada hakekat takdir diri sendiri,bahwa kesemuanya ini nyata dalam Bumi Nuswantoro yang salah ya salah tegak kan kebenaran sejati menghadapi derasnya “Pekik Rajawali” ingat dan selalu waspada hingga waktu yang ditentukan akan kembali.Penantian turunnya “Wahyu Cakraningrat” kepangkuan bumi Nuswantoro semoga terlaksana bagai tersambungnya ruh kedalam tubuh.lebih lengkap simaklah..http://poerwonjoto.wordpress.com

    BalasHapus