Rabu, 01 April 2009

Mewujudkan Perubahan: Satu Bumi untuk Semua (1)

Segala upaya untuk mengatasi krisis global pasti akan gagal kalau tidak didasari suatu teori ekonomi baru yang benar-benar memahami hukum keseimbangan (akuntansi) dan kelangkaan (ekonomi). Kegagalan teori ekonomi konvensional mengantisipasi krisis, jelas menunjukkan bahwa teori itu tidak benar-benar memahami hukum akuntansi dan kelangkaan. Perekonomian mungkin akan pulih dengan sendirinya (dalam waktu yang tidak mudah diprediksi dan setelah memakan banyak korban) tetapi tidak akan stabil tanpa tindakan yang didasari pemahaman atas hukum keseimbangan dan kelangkaan.

Beberapa upaya yang menunjukkan tidak dipahaminya hukum akuntansi dan kelangkaan itu adalah tindakan ke arah proteksionisme, munculnya neososialisme, dan regulasi atau pengawasan sektor keuangan. Proteksionisme justru akan mengakibatkan perekonomian global terperosok semakin dalam. Neososialisme muncul tanpa landasan teori ekonomi yang accountable.

Demikian pula pertemuan G-20 (2-04-09) tak akan mengatasi krisis kalau hanya membatasi diri pada tindakan tambal-sulam dengan mengawasi lebih ketat lembaga investasi termasuk industri derivatif. Maraknya lembaga investasi itu karena perekonomian mengalami overinvestment. Kalau lembaga seperti itu dibatasi atau diawasi ketat maka yang terpukul adalah pemodal kecil. Selain itu pembatasan akan mengakibatkan dana-dana menumpuk di bank, dan kalau disalurkan ke sektor riil melalui mekanisme pemberian kredit maka hal itu menyebabkan overinvestment berpindah ke sektor riil. Ini tidak mengubah keadaan menjadi baik.

Kalau mau berubah harus mau menyimak saran biososioekonomi yaitu mengembalikan laba dan akumulasinya (=kekayaan) kepada semua orang melalui pajak, derma, dan daur ulang kekayaan individu kemudian didistribusikan ke seluruh dunia tanpa sekat negara, atau sekat primordial-sektarian lain, sehingga terwujud kondisi yang stabil, adil sejahtera di seluruh bumi. Satu bumi untuk semua. Kalau biososioekonomi tak memahami hukum akuntansi dan ekonomi maka tak satupun prediksinya yang benar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar