Sabtu, 04 Juli 2009

Air Mata Mereka adalah Air Mataku

Tujuh tahun sudah, kutempuh jalan ini. Sejak aku mengetahui Engkau menyebut namaku, memberiku sebuah prasasti putih di mana nama baru dan identitasku tertulis di atasnya. Kujalani perjuangan ini, untuk demokrasi ekonomi dan kesejahteraan publik. Kujalani dengan segala macam suka duka. Jatuh bangun, penolakan dan penerimaan, rintangan dan hambatan, penghinaan dan apresiasi.

Segala macam upaya telah kulakukan dengan segala kekurangan dan kelebihanku. Paparan ilmiah maupun peringatan spiritual telah kusampaikan melalui blog-ku. Ku kan sesuaikan dengan rencana dan rancangan-Mu yang tertulis sejak dahulu kala.

Berbagai kejadian telah kualami, pengalaman spiritualku telah meneguhkan hatiku dan menerangi jiwaku. Berbagai peristiwa di luar juga telah kusaksikan melalui laporan media massa selama 7 tahun terakhir. Engkau sungguh Maha Besar, Maha Mulia, dan Maha Kuasa ya TUHAN.

Upaya maksimalku belum membuat mereka yang lapar dan miskin bisa tersenyum dan tertawa. Resistensi masih ada. Beban hidup mereka masih berat bahkan sebagian bertambah berat.

Air mata mereka yang lapar dan miskin adalah air mataku, kan kutumpahkan setiap malam di atas bantal dan ranjangku. Dengarkanlah ya TUHAN tangisku dan permohonanku karena ini adalah tangis seluruh rakyat-Mu. Dengarkanlah ya TUHAN melebihi perhatian-Mu pada Daud (Mazmur 6:7-11) kalau ini memang rencana dan rancangan-Mu. Pimpinlah kami ke dalam terang dan damai sejahtera-Mu, sehingga kami rakyat-Mu tidak kelaparan lagi.

Kini aku telah berdiri di hadapan gerbang yang terbuka dan telah kutemukan padang rumput yang hijau. Akan tetapii...batu itu dibuang oleh tukang-tukang bangunan.

Kini kami hanya bisa berharap pada kuasa dan keajiban-Mu. "Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru. Hal itu terjadi dari pihak TUHAN, suatu perbuatan ajaib di mata kita" (Mzm 118:22-23).

Ya TUHAN, berilah kiranya keselamtan! Ya TUHAN berilah kiranya kemujuran! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama TUHAN!

Loloskanlah kami dari hari yang dahsyat itu ya TUHAN sehingga kami bisa meneruskan peraaban baru di bumi dalam terang, kuasa, dan damai sejahtera-Mu.

Kutulis ini untuk mengenang kebesaran-Mu, kemuliaan-Mu, serta pnggilan-Mu. Aku hanya seorang hamba yang harus menjalankan apa yang harus kujalankan.

Jakarta 4 Juli 2009

2 komentar:

  1. Audubillah KORUPTOR Nirojiim!!!!!!!!!!!

    BalasHapus
  2. Tuhan, dengarlah doa yang dinaikkan dengan penuh ketulusan dan kerendahan hati ini... beri hikmat supaya kami dapat menangkap dan memahami kehendakMu yang mulia... dalam nama Tuhan Yesus, haleluya... amin...

    BalasHapus